18 Agustus 2015

MPG Paskibraka

Lanjutan dari artikel : Dari Seragam Sampai Lambang
Bagi anggota Paskibraka pasti sudah tidak asing dengan MPG. MPG adalah singkatan dari Merah Putih Garuda, sebuah lencana yang dikenakan oleh anggota Paskibraka. Tapi tahukah kalau lencana MPG memiliki beberapa warna (latar Garuda)? Apa arti dari setiap warnanya? Berikut ulasan lencana MPG Paskibraka. 
 

Warna dasar dari lencana MPG (Merah Putih Garuda) jika dicermati dan dimengerti sungguh menarik karena tidak hanya sekedar warna tetapi ada nilai-nilai arti tertentu di setiap warnanya. Banyak orang yang menggunakan MPG tetapi hanya sekedar menggunakan saja dan bahkan untuk gagah-gagahan karena tidak tahu artinya. Bahkan banyak orang dengan usia masih muda dan beum lama menjadi anggota paskibraka, terus mengikuti sebuah pelatihan dan akhirnya diberikan MPG warna ungu. Demikian gembira dan bangganya bahkan mengarah kesombongan, maka MPG itu selalu dipakai untuk menunjukkan kehebatannya. Warna MPG Paskibraka menunjukkan suatu tingkatan kepemimpinan suatu pemuda dan pelatihan ‘Pandu Ibu ber-Pancasila’ yang diikutinya.

Sesuai urutannya, berikut pelatihan dan warna MPG Paskibraka:
1. Latihan Perintis Pemuda (MPG Hijau)
2. Latihan Pemuka Pemuda (MPG Merah)
3. Latihan Pendamping Pemuda (MPG Kuning)
4. Latihan Penaya Kepemudaan (MPG Ungu)
5. Latihan Penatar Kepemudaan (MPG Abu-Abu)

Pada mulanya, lencana MPG dibentuk dari sebuah permainan untuk memberi penghargaan bagi anggota Paskibraka dan memotivasi dirinya agar selalu mengembangkan ilmu, wawasan, dan partisipasi. Para Pembina memahami bahwa secara psikologis, anak muda akan senang dan bangga jika diberi penghargaan berupa lencana. Oleh sebab itu, dibuatlah lencana MPG karena ada kaitannya dengan kegiatan Paskibraka.

Tetapi dalam perkembangannya ternyata lencana MPG mendapat tanggapan positif dari banyak pihak yang terkait. Oleh sebab itu, kemudian dikembangkan dengan mengatur jenjang kepelatihan untuk melengkapinya. Pemberian lencana yang tingkatannya lebih tinggi harus sepasang dengan kenditnya, berarti harus dalam bentuk pengukuhan, bukan bebas membuat dan memakainya sendiri.

Menjadi pertanyaan ketika ada MPG dengan warna dasar putih dan hitam. Jika hal ini dibuat karena hanya ingin meniru dan tanpa mengerti makna yang dibuat oleh para pembina paskibraka tentu sangat disayangkan, apalagi dengan mengubah warna dasar sesuai penafsirannya sendiri.

Pengertian perintis adalah orang yang memulai mengerjakan sesuatu, sebuah usaha permulaan atau sebagai pembuka jalan. PERINTIS PEMUDA adalah sebuah usaha seorang anak muda yang mulai untuk membuka jalan dan kemampuannya. Jalan menuju calon pemimpin Indonesia di masa depan dengan berbekal tekad dan semangat serta bersandi merah dan putih.

Perintis Pemuda diberikan lencana MPG dengan dasar warna hijau, karena bagaikan tunas segar kehijauan yang melambangkan baru mulai berkembang untuk membentuk jati dirinya. Usia minimal Perintis Pemuda dahulu adalah 17 – 20 tahun, tetapi dengan perkembangan kemampuan tingkat pendidikan saat ini maka menjadi 16 – 20 tahun.

Pemuka dari asal kata muka, di muka atau di depan. PEMUKA PEMUDA menyimbolkan seorang pemuda yang sudah mulai menampakan jati dirinya dengan tampil di depan. Kemampuannya sudah semakin meningkat dan akan terus ditingkatkan, serta tidak akan berhenti dari apa yang sudah dicapainya. Pengetahuan, sikap dan etika, tutur kata, dan segala yang ada di dalam dirinya menjadi semakin terlihat baik. Proses itu didapatkan dengan aktif disemua lingkungan baik sekolah, organisasi, sosial dan lain-lainnya.

Pemuka Pemuda diberikan lencana MPG dengan dasar warna merah, karena melambangkan bahwa yang bersangkutan sudah mulai berubah tampak kearah matang. Usia minimal Perintis Pemuda dahulu adalah 17 – 20 tahun, tetapi dengan perkembangan kemampuan tingkat pendidikan saat ini maka menjadi 16 – 20 tahun.

Pendamping dari asal kata damping atau sanding, erat, akrab, persaudaraan, bersisian, sejajar. PENDAMPING PEMUDA adalah orang yang mendampingi dan bertugas melakukan pendampingan bagi para pemuda yang masih di tingkat Perintis Pemuda dan Pemuka Pemuda. Pendampingan merupakan proses interaksi timbal-balik antara yang mendampingi dengan yang didampingi. Pendampingan bertujuan memotivasi dalam mengembangkan sumber daya dan potensi diri orang yang didampingi untuk mencapai kemandirian. Hal ini harus dilakukan secara terus menerus dan sistematis dalam mendorong untuk mengembangkan diri. Setiap anak diberikan ketrampilan dalam mengatasi permasalahan dan membantu menyiapkan kemampuan-kemampuan yang dibutuhkan untuk menghadapi masa depan sehingga mencapai perubahan hidup ke arah yang lebih baik. Pendampingan dapat dilakukan dalam berbagai bentuk maupun situasi dengan pendekatan yang beragam baik formal maupun nonformal, individu, kelompok maupun komunitas.

Pendamping Pemuda diberikan lencana MPG dengan dasar warna kuning, karena melambangkan bahwa yang bersangkutan sudah dianggap matang, berkemampuan, mandiri, dewasa. Oleh sebab itu usia minimal Pendamping Pemuda adalah 25 – 60 tahun.

PENAYA dari asal kata naya yang mengandung arti baik, ahli dan pimpinan. Sedang jika menjadi kata nayaka berarti aparat, pegawai, pamongpraja. Pada awal pengembangan Pramuka, maka kak Mutahar di kegiatan Pramuka pernah menjadi Andalan Nasional Urusan Latihan/Nayawan Cor Pusat (NCP). Oleh sebab itu kata naya digunakan menjadi nayawan dan akhirnya oleh kak Mutahar diterapkan dalam pembinaan Paskibraka/pemuda dengan sebutan Penaya untuk tingkat Pembina.

Dari pengertian tersebut maka mereka yang sudah mencapai tingkat penaya berarti sudah menjadi pemimpin dan seperti di pramuka maka disebut sebagai Pembina. Pembina adalah orang yang bertugas untuk merencanakan, melaksanakan dan mengawasi suatu pembinaan atau proses/cara perbuatan membina agar tercapai pembaharuan dan penyempurnaan. Semua itu dapat dicapai melalui sebuah usaha berupa tindakan dan kegiatan yang dilakukan secara efisien dan efektif untuk memperoleh hasil yang lebih baik. Oleh sebab itu mereka yang sudah mencapai tataran Penaya harus mempunyai kemampuan yang layak dan pantas untuk menjadi seorang Pembina/pemimpin. Jika sudah menjadi Penaya tetapi tidak mempunyai kemampuan maka hal ini pantas dipertanyakan karena bagaimana dia akan membina dengan baik jika tidak mempunyai kemampuan yang sungguh mumpuni/tinggi.

Untuk tingkat PENAYA KEPEMUDAAN maka diberikan lencana MPG dengan dasar warna ungu, karena melambangkan bahwa yang bersangkutan sudah dianggap sangat matang kemampuannya, dewasa. Warna ungu dianggap sudah sangat dewasa/menginjak tua dan akan berakhir baktinya. Pembina akan sangat mengurangi aktivitas di lapangan dan beralih di kegiatan ruangan yang lebih bersifat akademis. Oleh sebab itu usia minimal Pendamping Pemuda adalah 30-60 tahun. Penaya dalam model pembinaan Desa Bahagia menduduki tingkat paling tinggi.

PENATAR KEPEMUDAAN adalah orang yang menatar atau pembimbing (pengajar menurut keahlian masing-masing. Mereka adalah narasumber yang cukup menguasai bidangnya dan memberikan sebuah pemahaman pengetahuan kepada peserta. Penatar dalam kegiatan kepemudaan bisa dari intern maupun ekstern. Jika penatar tersebut terus menerus terlibat dan berkecimpung dalam kegiatan penataran dikegiatan latihan kepemimpinan pemuda, maka dengan kriteria tertentu yang bersangkutan dapat diberikan Lencana MPG dengan dasar warna Abu-abu. Digunakan warna abu-abu karena hal ini merupakan sebuah penghargaan yang bisa diberikan kepada orang yang dari luar lingkungan mereka yang pernah mengikuti latihan kepemimpinan tetapi ahli di bidangnya. Penatar dengan warna abu-abu tidak bisa menjadi Pembina, karena mereka memang tidak terlibat langsung dan terus-menerus dengan pembinaan. Tetapi seorang Pembina bisa menjadi penatar dengan tetap menggunakan lencana MPG Penaya dengan warna dasar ungu.


Sumber :
http://www.ppijakartabarat.com/articles?page_id=17&parent=13&article_detail=40

1 komentar: