Bioskop "Rembrandt" di Pintu Air
Dimana biokop pertama di Jakarta? Dulu Jakarta masih bernama Batavia. Bioskop pertama di Batavia diusahakan oleh seorang Belanda bernama Talbot. "Gedung"nya sebuah bangsal berdinding gedek dan beratap kaleng di Lapangan Gambir. Setelah pertunjukan di Lapangan Gambir selesai, bioskop itu pun lalu dibawa keliling ke kota-kota lain. Kemudian seorang Belanda yang lain bernama Schwarz mengikutinya. Mula-mula bioskop yang diusahakannya itu main di tempat orang belajar menunggang kuda, lalu di Kebon Jahe, dekat Tanah Abang. Terakhir bioskop Schwarz ini menempati gedung di Pasar Baru. Sayang tak lama kemudian gedung permanen itu habis terbakar.
Seorang Belanda lagi bernama de Callone mengusahakan bioskop Deca Park. Mula-mula berupa bioskop terbuka di lapangan yang di jaman sekarang disebut "misbar", gerimis bubar. Tetapi kemudian de Callone menggunakan sebuah gedung yang dimamakannya "Capitol" di Pintu Air.
Seorang pengusaha Cina setelah itu mendirikan pula bioskop di Pintu Air. Nama bioskop itu ialah "Elite". Beberapa tahun kemudian bioskop itu dijual kepada Universal Film Co. Pada jaman itu penonton sangat menyukai film-film seperti Fantomas, Zigomar, Tom Mix, Edi Polo dan film lucu yang dibintangi oleh Charlie Chaplin, Max Linder, Arsene Lupin dan lain lain. Film-film itu semua adalah film bisu yang diramaikan oleh orkes.
Sampai saat penyerahan Belanda kepada Jepang pada tahun 1942, bioskop yang ada di Jakarta adalah sebagai berikut :
Seorang Belanda lagi bernama de Callone mengusahakan bioskop Deca Park. Mula-mula berupa bioskop terbuka di lapangan yang di jaman sekarang disebut "misbar", gerimis bubar. Tetapi kemudian de Callone menggunakan sebuah gedung yang dimamakannya "Capitol" di Pintu Air.
Seorang pengusaha Cina setelah itu mendirikan pula bioskop di Pintu Air. Nama bioskop itu ialah "Elite". Beberapa tahun kemudian bioskop itu dijual kepada Universal Film Co. Pada jaman itu penonton sangat menyukai film-film seperti Fantomas, Zigomar, Tom Mix, Edi Polo dan film lucu yang dibintangi oleh Charlie Chaplin, Max Linder, Arsene Lupin dan lain lain. Film-film itu semua adalah film bisu yang diramaikan oleh orkes.
Sampai saat penyerahan Belanda kepada Jepang pada tahun 1942, bioskop yang ada di Jakarta adalah sebagai berikut :
- "Rex" di Kramat Bunder
- "Cinema" di Krekot
- "Astoria" di Pintu Air
- "Centraal" di Jatinegara
- "Rialto", masing-masing di Senen dan Tanah Abang
- "Thalia" di jalan Hayam Wuruk
- "Olimo" yang sekarang tidak ada lagi
- "Orion" di Glodok
- "Al Hambra" di Sawah Besar
Bioskop "Oost Java" terletak di pojok Merdeka Utara - Jalan Veteran III, sekarang sudah tidak ada lagi. Di Gedung inilah dulu berlangsung rapat umum yang diselenggarakan oleh Kongres Pemuda II. Dalam rapat umum ini W.R Supratman dengan biolanya memperkenalkan lagu "Indonesia Raya" untuk pertama kalinya.
Begitu juga bioskop "Rembrandt" di Pintu Air sekarang hanya tinggal kenangan saja bagi orang-orang tua yang pernah tinggal di Batavia.
Sumber :
Tidak ada komentar:
Posting Komentar