Raden Suwiryo (1945-1947 dan 1950-1951)
Lahir di Wonogiri, 17 Februari 1903 meninggal di Jakarta, 27 Agustus 1967. Setelah Indonesia merdeka, Bung Karno menunjuknya sebagai Walikota Jakarta per tanggal 23 September 1945.
Beliau juga pernah menjadi Wakil Perdana Menteri pada Kabinet Sukiman-Suwiryo
Letkol H.Daan Jahja (1945-1947 dan 1950-1951)
Lahir di Padang Panjang, Sumatera Barat, 5 Januari 1925 meninggal di Jakarta, 20 Juni 1985. Saat muda, ia yang pertama kali berpidato dengan Bahasa
Indonesia di Volksraad, Dewan Rakyat bentukan Pemerintah Hindia Belanda.
Belaiu adalah Gubernur (Militer) Jakarta dan Panglima Divisi Siliwangi. Ia
memainkan peranan penting dalam menumpas aksi Kapten Westerling yang mau
merebut kekuasaan negara karena tidak menerima penyerahan kedaulatan
Indonesia oleh Belanda tanggal 27 Desember 1949.
Sjamsuridjal (1951-1953)
Lahir di Karanganyar (Kedu) pada tanggal 11 Oktober 1903. Ia sekolah
di ELS, HBS kemudian pindah ke MULO, lalu melanjutkan ke Rechtschool di
Jakarta. Setelah pendidikannya selesai ia bertugas di Landraad (pengadilan
negeri) di beberapa tempat di Pulau Jawa. Dia aktif di Jong Java, Jong
Islamitien Bond, Partai Sarekat Islam, Ketua Pengurus Besar Sarekat Sekerja
Pegawai-pegawai Indonesia, pengurus Masjumi (masa pendudukan Jepang). Setelah
Proklamasi ia menjadi Ketua Komite Nasional Indonesia di Bandung, dan kemudian
meningkat menjadi Walikota Bandung. Syamsurijal pernah menjadi pegawai tinggi
Kementrian Dalam Negeri, antara lain Residen di Pati sebelum menjadi Walikota
Jakarta. Menjabat sebagai walikota Jakarta tahun 1951 - 1953.
Selain mengkritisi permasalahan kepemilikan tanah dan pendataan gelandangan,
kebijakan yang cukup terkenal pada masa kepemimpinannya adalah
permasalahan listrik, yaitu dengan membangun pembangkit listrik di kawasan Ancol.
Tak hanya itu, berbagai permasalahan seperti air
minum, pelayanan kesehatan dan pendidikan turut diprioritaskan.
Sudiro (1953-1960)
Pria kelahiran Yogyakarta, 24 April 1911 ini mengeluarkan kebijakan
pemecahan wilayah Jakarta menjadi tiga kabupaten yaitu Jakarta Utara,
Jakarta Pusat dan Jakarta Selatan. Ia juga yang mengemukakan kebijakan
pembentukan Rukun Tetangga (RT) dan Rukun Kampung (RK) yang kemudian
menjadi Rukun Warga (RW). Ia meninggal pada tahun 1992.
Mayjen.Dr.Sumarno Sosroatmodjo (1960-1964 dan 1965-1966)
Kelahiran Jember, 24 April 1911 meninggal di Jakarta 9 Januari 1991. Banyak monumen dibangun pada masa
kepemimpinannya, seperti Monas, Patung Selamat Datang, dll. Setelah selesai masa baktinya, Soemarno menjabat sebagai Menteri Dalam Negeri.
Hendrik Hermanus Joel Ngantung (Henk Ngantung) (1964-1965)
Kelahiran Manado berdarah Tionghoa, 1 Maret 1921 Wafat di Jakarta, 12 Desember 1991. Seorang seniman yang bergaul akrab dengan Chairil Anwar dan Asrul Sani. Ditunjuk menjadi gubernur
DKI oleh Presiden Soekarno dengan tujuan menjadikan Jakarta sebagai
kota budaya. Rancangan Tugu Selamat Datang, sketsa lambang DKI
Jakarta dan sketsa lambang Kostrad hasil kerjanya.
Ironis, kesehatannya memburuk sehingga hanya setahun menjabat. Harus
jual rumah dan akhirnya dituduh sebagai anggota PKI oleh pemerintahan
Orde Baru.
Letjen.H.Ali Sadikin (1966-1977)
Kelahiran Sumedang, 7 Juli 1927 meninggal di Singapura, 20 Mei 2008. Inilah Gubernur DKI paling melegenda. Karyanya selama menjabat sangat banyak. Mulai dari Kebun Binatang Ragunan, Proyek Senen, Taman Impian Jaya Ancol, Taman Ismail Marzuki, dan banyak lagi.
Kebijakan Beliau yang kontroversial : melegalkan kawasan perjudian dan pelacuran (Lokalisasi Kramat Tunggak).
Tujuannya memungut pajak untuk kas Jakarta.
Di bawah kepemimpinannya pula diselenggarakan pemilihan Abang dan None Jakarta dan mencetuskan pesta rakyat (Jakarta Fair) setiap tahun pada hari jadi kota Jakarta (tanggal 22 Juni).
Letjen.H.Tjokropranolo (1977-1982)
Kelahiran Temanggung, 21 Mei 1924 meninggal di Jakarta, Indonesia, 22 Juli 1998. Pernah menjadi
pengawal pribadi Jenderal Soedirman. Sebagai penerus Ali Sadikin,
kerjanya cukup bagus. Ia sering mengunjungi berbagai pabrik untuk
mengecek kesejahteraan buruh dan mendapatkan gagasan langsung tentang
upah mereka.
Mayjen.R.Soeprapto (1982-1987)
Kelahiran Surakarta, 12 Agustus 1924 meninggal di Jakarta, 26 September 2009. Beliau membuat Master Plan DKI Jakarta untuk periode 1985 - 2005, yang sekarang
dikenal dengan Rencana Umum Tata Ruang dan Rencana Bahagian Wilayah
Kota.
Peristiwa memilukan yang terjadi di masa
jabatannya adalah "Peristiwa Tanjung Priok" tahun 1984. Banyak kabar
simpang-siur soal jumlah korban. Laporan resmi hanya menyebut sekitar 24
orang, sementara isu yang merebak hingga ratusan.
Letjen.Wiyogo Atmodarminto (1987-1992)
Kelahiran Yogyakarta, 22 November 1922. Pencetus slogan Jakarta "BMW" - Bersih, Manusiawi, berWibawa
Surjadi Soedirdja (1992-1997)
Kelahiran Batavia, 11 Oktober 1938. Inilah satu-satunya putra
Betawi tulen yang jadi Gubernur di Jakarta. Program kerjanya dimulai
dengan proyek rumah susun dan daerah resapan air. Tapi banyak juga proyeknya yang belum terwujud sampai sekarang, misalnya
proyek subway dan jalan susun 3 (triple decker). Yang jelas, Beliau
berhasil membebaskan Jakarta dari becak.
Beliau memimpin
saat politik sedang panas sehingga banyak peristiwa berdarah yang lebih
mengemuka. Kasus 27 Juli 1996 terjadi saat ia menjabat.
Letjen.Sutiyoso (1997-2002 dan 2002-2007)
Kelahiran Semarang, 6 Desember 1944. Peluncur sistem angkutan massal bus Trans Jakarta, atau lazim disebut busway.
DR.Ing.H.Fauzi Bowo (2007-2012)
Kelahiran Jakarta, 10 April 1948. Ayahnya Djohari Bowo asal Yogyakarta dan ibu Nuraini binti Abdul Manaf asal Jakarta.
Menarik, setamat SMA, ia mengambil studi Arsitektur bidang Perencanaan Kota dan Wilayah dari Technische Universität Braunschweig Jerman. Lalu berlanjut mengambil gelar Doktor-Ingenieur dari Technische Universität Kaiserslautern. Tak heran sangat fasih berbahasa Jerman.
Ia juga sempat mengajar di Fakultas Teknik UI. Dengan latar belakang di bidang arsitektur, Fauzi Bowo punya bekal teknis merancang kota Jakarta. Soal hasil kiprahnya, masyarakat yang layak menilai.
Menarik, setamat SMA, ia mengambil studi Arsitektur bidang Perencanaan Kota dan Wilayah dari Technische Universität Braunschweig Jerman. Lalu berlanjut mengambil gelar Doktor-Ingenieur dari Technische Universität Kaiserslautern. Tak heran sangat fasih berbahasa Jerman.
Ia juga sempat mengajar di Fakultas Teknik UI. Dengan latar belakang di bidang arsitektur, Fauzi Bowo punya bekal teknis merancang kota Jakarta. Soal hasil kiprahnya, masyarakat yang layak menilai.
Ir. H.Joko Widodo (2012-sekarang)
Kelahiran Surakarta, 21 Juni 1961. Lebih populer dengan
panggilan Jokowi. Ada yang menyebut Jokowi sebagai "reinkarnasi"
Gubernur Syamsurijal karena sama-sama berasal dari Solo. Karenanya, keberhasilan Syamsurijal juga diharapkan melekat pada Jokowi.
Tantangan besar menantinya setelah dinyatakan menjadi Gubernur mengungguli Fauzi Bowo. Bagaimana Jakarta esok hari?
Tantangan besar menantinya setelah dinyatakan menjadi Gubernur mengungguli Fauzi Bowo. Bagaimana Jakarta esok hari?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar