Secara administratif masuk dalam wilayah Kecamatan Kramat Jati, wilayah Kelurahan Batu Ampar di sebelah barat berbatasan dengan wilayah
Kelurahan Bale Kambang, yang dalam sejarahnya
berkaitan satu dengan lain.
Ada legenda yang
melekat pada nama tempat tersebut, menurut Ran Ramelan, penulis buku kecil
berjudul Condet, sebagai berikut. Pada jaman dahulu ada sepasang suami istri,
namanya Pangeran Geger dan Nyai Polong, memiliki beberapa orang anak. Salah
seorang anaknya, perempuan, diberi nama Siti Maemunah, terkenal sangat cantik.
Waktu Maemunah sudah dewasa dilamar oleh Pangeran Tenggara atau Datu Tonggara asal
Makassar yang tinggal di sebelah timur Condet, untuk salah satu anaknya, bernama
Pangeran Astawana.
Orang tua Maemunah bersedia mengawinkan anaknya asal dibangunkan sebuah rumah dan sebuah tempat bersenang-senang di atas empang, dekat kali Ciliwung, yang harus selesai dalam waktu satu malam. Permintaan im disanggupi, dan terbukti, menurut sahibulhikayat, esok harinya sudah tersedia rumah dan sebuah bale di sebuah empang di pinggir kali Ciliwung, dengan jalan yang diampari batu, mulai dari tempat kediaman keluarga Pangeran Tenggara. Demikianlah menurut cerita, tempat yang dilalui jalan yang diampari batu itu selanjutnya disebut Batu Ampar, dan bale (balai) peristirahatan yang seolah-olah mengambang di atas air kolam dijadikan nama tempat, disebut Bale Kambang.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar