Kawasan Cililitan dahulu terbentang 
dari sungai Ciliwung di sebelah barat, sampai sungai Cipinang di 
sebelah timur. Sebelah selatan berbatasan dengan kawasan Kampung Makasar
 dan Condet. Di sebelah utara berbatasan dengan kawasan Cawang . Bagian 
sebelah barat Jalan Dewi Sartika sekarang sebatas simpangan Jalan 
Kalibata, biasa disebut Cililitan Kecil, sedangkan yang terletak 
di sebelah timur Jalan Raya Bogor, dikenal dengan nama Cililitan Besar. 
Dewasa ini nama Cililitan dijadikan nama kelurahan, Kelurahan Cililitan,
 Kecamatan Kramatjati, Kota Administrasi Jakarta Timur.
   Nama Cililitan diambil dari 
nama salah satu anak sungai Cipinang. Dewasa ini anak sungai tersebut
 sudah tidak ada lagi bekas–bekasnya. Kata CI, adalah bahasa Sunda, 
mengandung arti “air sungai” Lilitan lengkapnya lilitan–kutu, adalah 
nama semacam perdu yang bahasa ilmiahnya Pipturus velutinus Wedd., 
termasuk famili Urticeae (Fillet 1888:201).
Bandara Halim Perdanakusuma ketika masih disebut Bandara Cililitan
Rumah Peristirahatan di Cililitan 
Bekas rumah peristirahatan (landhuis) di Cililitan Besar, Jakarta Timur.
 Kediaman Hendrik Laurens van der Cup warga Belanda di Batavia kaya 
raya diabadikan ketika sudah tidak terpakai. Kini, rumah peristirahatan 
tersebut sudah menjadi bagian pertokoan dan pasar.
Dibangun pada 1775, sekitar 238 tahun lalu Pieter van der Cup saat 
akhir pekan beserta keluarganya menikmati udara segar di 
peristirahatannya ini. Cililitan, di Kecamatan Kramatjati, ketika itu 
letaknya sangat jauh dari pusat kota di Jakarta Kota dan Pasar Ikan.
Untuk mendatangi tempat ini, mereka harus menaiki kereta ditarik 2-4 ekor kuda. Pada abad ke-18 dan awal abad ke-19, banyak 
warga Belanda membangun peristirahatan di sekitar Cililitan, Kramat 
Jati, Tanjung Barat, dan Cijantung untuk menenangkan diri dari 
kesumpekan pusat Kota Batavia.
Nama Cililitan Besar oleh masyarakat setempat disebut Lebak Sirih. 
Tempat peristirahatan ini letaknya berdekatan dengan Rumah Sakit Polri 
Kramat Jati. Rumah sakit rujukan untuk para penjahat dan residivis yang 
berurusan dengan masalah kejahatan. Para teroris yang tertembak mati 
oleh Densus 88, mayatnya terlebih dulu disemayangkan di rumah sakit 
tersebut.
Pieter van der Cup, pemilik pertama rumah peristirahatan ini, 
berhasil mengumpulkan kekayaan yang sangat banyak pada pertengahan abad 
ke-18. Korupsi merupakan penyebab utama ambruknya VOC (Kompeni) 1799. 
Dia memiliki tanah partikulir milik Kapiten Cina, Nie Hu Kong, yang 
terletak di sebelah selatan Meester Cornelis (Jatinegara) seusai 
pemberontakan dan pembantaian sekitar 10 ribu warga keturunan Cina di 
Glodok pada 18 Oktober 1740.
Ketika terjadi peristiwa keji ini, Nie Hu Kong yang menjadi pemimpin masyarakat Cina di Batavia ditangkap dan kemudian dibuang ke Maluku sebagai pemberontak. Di sini, dia meninggal pada 25 Desember 1745 dalam usia 36 tahun.
Ketika terjadi peristiwa keji ini, Nie Hu Kong yang menjadi pemimpin masyarakat Cina di Batavia ditangkap dan kemudian dibuang ke Maluku sebagai pemberontak. Di sini, dia meninggal pada 25 Desember 1745 dalam usia 36 tahun.
Cililitan yang bersebelahan dengan Kramat Jati kini merupakan pusat 
perdagangan sayur-mayur dan buah-buahan untuk menyuplai kebutuhan warga 
Jakarta. Kawasan tanah partikelir seperti terlihat di foto, sekarang ini
 merupakan bagian dari Bandar Udara Halim Perdanakusuma, milik AURI. 
Bandara ini sempat dikenal dengan nama lapangan Udara Cililitan.
Pada 1924, lapangan udara internasional ini menerima kedatangan 
pesawat pertama dari Amsterdam sekaligus pertanda di bidang jalur 
penerbangan internasional pertama di Hindia Belanda. Sebelum mendarat di
 Halim, pesawat Fokker satu baling-baling ini memerlukan waktu cukup 
lama di perjalanan. Karena pernah jatuh dan mengalami kerusakan di 
Serbia hingga harus didatangkan suku cadang dari pabriknya di Amsterdam.
Penerbangan dari Birma ke Batavia, pesawat tidak menggunakan peta, 
tetapi mengikuti jalur kereta api Birma-Bangkok. Dari tempat terakhir 
ini, baru pesawat selamat mendarat di Halim PK. Saat mulut pesawat 
mendarat, warga Batavia yang berdatangan ke Bandara Cililitan 
mengelu-elukannya.
Sumber :


Tidak ada komentar:
Posting Komentar