Dari pengalaman panjang upacara bendera,
ada beberapa catatan terkait berbagai kesalahan dalam pelaksanaan
upacara. Di antaranya adalah:
- Petugas Upacara Salah Langkah dan Tangan. Entah pengibar bendera, komandan upacara atau petugas lainnya, melakukan kesalahan langkah karena grogi. Mereka berjalan dengan posisi tangan dan kaki yang salah. Seharusnya bila kaki kanan ke depan, tangan kiri mengayun ke depan dan sebaliknya. Namun yang terjadi, kaki kanan dan tangan kiri bergerak bersamaan ke depan berikutnya kaki kiri dan tangan kiri bergerak ke depan bergantian. Si petugas tampak berjalan seperti robot.
- Bendera terbalik saat akan dikibarkan. Bendera berubah menjadi putih-merah ala bendera Monaco. Biasanya hal ini terjadi karena kesalahan melipat bendera. Saya pernah mengalami saat menjadi petugas pengerek bendera di sekolah dasar.
- Bendera tergulung saat ditarik. Akibatnya bendera tidak melebar tetapi tergulung. Ini juga karena kesalahan dalam meletakkan simpul atau ujung bendera yang akan ditarik.
- Bendera macet saat dikerek. Kerekan tiang bendera macet saat pelaksanaan karena tali keluar dari jalur kerekan sehingga saat ditarik menjadi berat bahkan macet. Macetnya bisa di setengah tiang, tiga-perempat, bahkan yang bikin gregetan kalau macetnya saat bendera kurang 20 cm, sehingga tidak sampai penuh di ujung tiang.
- Tali bendera putus saat ditarik. Saat macet, pengerek bendera mencoba untuk menarik sekuat tenaga. Rupanya, tali bendera sudah mulai lapuk dan tidak cukup kuat. Tali putus dan benderapun jatuh nyaris ke tanah walapun sempat ditangkap oleh pengerek bendera. Akhirnya bendera diikatkan di tiang bawah, dan upacara dilanjutkan dengan sedikit kegaduhan di peserta upacara.
- Lagu Indonesia Raya telah habis dinyanyikan, sementara bendera masih belum sampai ke puncak. Kejadian ini cukup sering akibat pengerek bendera tidak bisa menghitung tempo lagu dan tarikan talinya. Saat si pengerek bendera tersadar, serta merta dia menarik dengan cepat, akibatnya bendera meluncur ke ujung tiang dengan cepat pula.
- Lagu Indonesia Raya kurang sepenggal. Pada bagian terakhir lagu Indonesia Raya seharusnya dinyanyikan dua kali, namun setelah satu kali, peserta berhenti menyanyikannya.
- Kesalahan pembacaan teks Pancasila Sila Keempat. Kata yang paling salah ucap adalah “permusyawaratan” menjadi “permusyarawatan”, terbalik antara ‘wa’ dan ‘ra’. Namun yang cukup fatal saat Ketua MPR salah mengucapkan Sila Ke-5. (Berita di sini)
- Kesalahan Pembacaan Pembukaan UUD 1945. Pembacaan naskah pembukaan ini biasanya terjadi karena si pembaca salah menentukan baris lanjutan dan tidak hafal naskah pembukaan UUD 1945.
- Inspektur Upacara Melamun Saat Mengheningkan Cipta. Kejadian ini hanya sekali terjadi, saat inspektur memimpin mengheningkan cipta dengan kata “mulai”, namun setelah cukup lama tidak juga mengatakan “selesai” untuk mengakhiri kegiatan mengheningkan cipta. Entah inspekturnya melamun atau tertidur.
- Sound System Macet. Upacara bendera seringkali menggunakan sound system untuk memutar lagu pengiring seperti saat pengerekan bendera maupun mengheningkan cipta. Beberapa kali pita kasetnya kusut sehingga bunyinya jadi aneh dan akhirnya berhenti.
Demikian kejadian-kejadian yang bisa terjadi pada saat pelaksanaan upacara bendera.
Sumber :
Tidak ada komentar:
Posting Komentar